31 Agustus 2010

Adu Domba Indonesia Malaysia Oleh Mafia Minyak Dunia




Oleh Michel Sukardi

Jangan terpancing berbagai intrik baik di dalam negeri maupun di negeri Malaysia atas upaya-upaya pihak tertentu yang mengarahkan terjadinya konfrontasi Indonesia – Malayisa, karena ini merupakan jalan “tol” bagi misi mengambil alih kekayaan mineral yang ada di Indonesia dan Malaysia. Informasi penting ini berasal dari Daniel Estulin seorang keturunan Rusia yang sering memantai sebuah paguyupan mafia minyak dunia yang sering mencapai cita-citanya dengan gaya machiavellis. Informasinya ini dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul "The True Story of The Bilderberg Group" yang sempat menjadi international best saller.

Estulin adalah seorang penulis , pembicara publik , wartawan investigasi yang berasal dari Rusia, tetapi pada tahun 1980 masa Uni Soviet terusir karena ayahnya seorang pembangkang yang berjuang untuk demokrasi di Uni Soviet. Mereka akhirnya pindah ke Kanada. Dua belas tahun kemudian pindah lagi ke Spanyol. Kakek Estulin adalah seorang kolonel di KGB dan intelijen-counter di tahun 1950-an, sehingga dia merasa istimewa karena mendaptkan informasi yang banyak dan berharga dari kakeknya itu.

Daniel Estulin yang pernah melakukan investigasi pada tanggal 27 Mei 2005 terhadap suatu paguyuban Paguyuban Bilderberg yang dalam suatu pertemuannya secara khusus membahas mengenai cara mendapatkan hak ekplorasi di kawasan Blok Ambalat.

Bilderberg adalah kumpulan orang-orang paling berkuasa di dunia yang misterius namun ditengarai sangat menentukan arah kecenderungan internasional. Mereka diantaranya para birokrat, industrialis dan bankir. Group ini pertama kali melakukan pertemuan pada 29 Mei 1945 di Hotel de Bilderberg, dekat kota Arnhem, Belanda. Pada mulanya group ini dipimpin oleh Pangeran Bernhard. Ada indidkasi yang meyakinkan dengan adanya dendam sejarah Group ini atas Indonesia.

Besarnya petensi migas yang terpendam dalam blok ambalat menarik perusahaan minyak asing untuk mendapatkan kesempatan berekplorasi. Blog Ambalat mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Kalimantan Timur, Indonesia dan Sabah, Malaysia. Penamaan blok laut ini didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan bawah laut, khususnya dalam bidang pertambangan minyak.

Dalam hasil kesimpulan dari pembahasan mereka itu perlu rangsang adanya konfrontasi Indonesia Malaysia jilid baru, agar Dewan Keamanan PBB datang, sehingga memberi landasan bagi hadirnya pasukan pemelihara perdamaian PBB sehingga eksploitasi energi di Ambalat bisa mereka kontrol.

Kelompok Bilderberg bekerja secara rahasia untuk memperkuat gurita perusahaan-perusahaan minyak internasional yang dimiliki oleh para anggotanya. Kelompok ini juga sering terjadi masalah dalam pengelolaan energy di Rusia. Privatisasi sumber energy pada masa Presiden Yaltsin, Rusia, juga ada kemungkinan dikontrol oleh kelompok ini.

Metode kerja mereka mirip seperti intelegen pada semua Negara-negara yang memiliki sumber minyak di seluruh dunia. Ada kemungkinan pencurian data hasil survey pemerintah Indonesia di Blok Ambalat juga bagian dari konspirasi mereka.

Salah satu kejadian yang merugikan pemerintah Indonesia yang terkait dengan kelompok tersebut terjadi pada tahun 1999 Shell pernah bertindak curang dalam menggunakan data migas Ambalat. Ini dilakukan pada saat Shell mendapatkan hak ekplorasi Blok Ambalat pada tahun 1999. Setelah mendapatkan data migas secara lengkap tanpa seizin pemerintah Indonesia, perusahaan Inggris – Belanda tersebut justru keluar dari Ambalat dengan menjual konsensi yang dimilikinya kepada ENI SpA.

Tiga tahun kemudian Shell melalui Malaysia masuk lagi dengan menggunakan data tersebut. Ada kemungkinan besar pihak laina pun via Shell mengakses data tersebut, sehingga pada akhirnya data survey kita yang dibiaya dengan dana anggaran besar tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia, tetapi justru dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pihak asing.

Secara keras Direktur Eksplorasi dan Eksploitasi Direktorat Jenderal Migas Novian Thaib, memprotes keras tindakan curang tersebut pada tahun 1995. Pengamat perminyakan Indonesia pun, Kurtubi, pernah mengingatkan pemerintah dalam wawancara dengan Radio Netherland.

Pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia, rakyat Malaysia dan rakyat Indonesia sebaiknya perlu menahan diri atas berbagai insiden yang bisa menyebabkan konflik kedua Negara. Jika kedua Negara lengah bisa masuk dalam jebakan adu domba ini yang justru akan menguntungkan kelompok yang ingin mendapatkan akses minyak dan gas tersebut.

Apalagi hubungan Indonesia-Malaysia belakangan ini, sering mengalami konflik yang dipicu bermacam-macam masalah. Mulai dari lepasnya Sipadan Ligitan dari pihak Indonesia ke pihak Malaysia, konflik Ambalat, TKI ilegal, penyiksaan TKI kita, pengusiran TKI, perampokan dan kriminal yang dilakukan TKI kita di Malaysia, pengkliman budaya Indonesia oleh pihak Malaysia. Kejadian terakhir adalah penangkapan PNS DKP Pemkab. Tanjung Barikit.

Upaya membesar-besarkan, dan memanas-manasi banyak bermunculan diberbagai situs-situs internet, di forum-forum dan maillist. Bahkan banyak media massa besar nasional juga ikut terpancing. Kerja yang dilakukan pihak tertentu ini seperti kerja intelegen dan “blow up of issue” agar banyak pihak menjadi panas dan masuk dalam sasaran konfrontasi militer. Lebih diharapkan lagi terjadinya konflik Kapal TNI dengan Kapal militer Diraja Malaysia dan sebagainya yang bisa menjadi potensi konflik yang lebih besar.

Kita harus ingat Indonesia dan Malaysia adalah dua negara besar di Asia Tenggara yang bila potensinya disatukan akan sangat memperkuat ASEAN. Organisasi ASEAN juga perlu memperkuat kerjasama dalam mempertahankan eksistensi kawasan regional dari berbagai sabotase dan instrik-intrik pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut.

Pada tahun 2009 Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengemukakan, pemerintah serta masyarakat Indonesia dan Malaysia perlu mewaspadai kemungkinan pihak ketiga melakukan adu domba hingga hubungan kedua negara sering dihadapkan sejumlah masalah.

Hal itu disampaikan Hidayat Nurwahid dalam "Halaqah Ukhuwah Wathaniah Indonesia-Malaysia" di Jakarta seperti yang diberitakan Antaranews. Kegiatan tersebut dalam rangka peluncuran kembali buku berjudul "Islam Nasionalisme UMNO-PKB" yang ditulis Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie (Gus Choi) . Buku ini merupakan disertasi effendy Choirie di Universitas Malaya (Malaysia).

Halaqah juga dihadiri Menhan Juwono Sudarsono dan Menhan Malaysia Dato` Seri Ahmad Zahid Hamidi, Dubes Malaysia Dato` Zainal Abidin Muhammad Zein, Wakil Ketua MPR AM Fatwa dan BRA Mooryati Soedibyo, Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra, mantan anggota Komisi I DPR Ade Daud Nasution dan sejumlah anggota Komisi I DPR. Selain itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Rektor Universats Islam Negeri (UIN) Prof dr Komaruddin Hidayat.



Sumber : INDONESIAN VOICES

NB : Lihat juga di SINI ataw di SINI

2 komentar:

  1. bos, Blog nya bermanfaat n Penting nih untuk d sebar luas kan.

    minta izin Copy y? n jadiin bahan forum saya

    BalasHapus

Silahkan beri komen Anda ...

Share

Grab This